Kemarin aku mengunjungi Simbah di desa. Simbah mengajak anak-anak berkunjung ke seorang Budhe yang sedang sakit, yang katanya ingin ketemu mereka. Aku ikut. Sungguh aku terkejut, beberapa bulan tidak ketemu Budhe, dia berubah drastis. Dulu badannya gemuk. Tinggi besar tapi lincah. Tapi kemarin dia terlihat kurus dan lemah. Bergerak lambat. Melihat kami datang, dia tersenyum tapi berlinang air mata.
"Alhamdulillah aku masih sempat ketemu kalian," katanya. Ugh. Aku tidak suka. Kesannya setelah ini dia segera mati.
***
Budhe ku itu juga sudah simbah. Dua anaknya merantau, dia berdua saja tinggal di rumah. Seperti Simbah-ku. Seperti Bapak Ibuk-ku. Seperti banyak simbah-simbah yang lain. Kebahagiaan mereka adalah ketika anak cucunya datang.
Hatiku seperti diiris ketika suamiku berkata kepada anak-anak, "Kalian lihat simbah-simbah tadi menangis melihat kalian datang? Mereka menangis bukan sedih, tapi senang karena ada yang datang. Begitu lah orang kalau sudah tua. Sepi ditinggal anak-anaknya. Kelak jika Bapak Ibuk sudah tua, dan kebetulan kalian tidak tinggal serumah, sering-sering lah datang, ya..."
Setelah itu hening. Aku, suamiku, dan kurasa juga anak-anak, seperti tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, bagaimana jika saat itu tiba; ketika kami menua...
***
Apa yang ingin kalian bagikan tentang 'tua'? Posting puisi, surat, cerita, curhat, gambar, atau apa saja. Bagikan link-nya di sini ya. Selamat hari Jumat. Sudah siapkah kita menjadi tua?
tua....
ReplyDeletegimana ceritanya ya???